Sabtu, 18 Mei 2013

Boleh Maksiat, Asallll harus Memenuhi Syaratnya

~
Boleh Maksiat, Asallll harus Memenuhi Syaratnya~

Suatu sore dimusim panas,duduklah dua orang sahabat disebuah kursi taman bunga. Sambil menatap senja yang menjingga. Mereka adalah soleh dan burhan.Terlontarlah ucapan dari salah satu diantara mereka berdua.

Soleh"Sahabatku, sungguh aku adalah orang yang begitu suka dengan mengutamakan nafsu. Adakah kau punya tips agar tak mendatangkan kemurkaan-Nya atas apa yang telah ku perbuat"

Lalu sahabatnya, si burhan menjawab"Boleh saja bermaksiat, asal sanggup memenuhi 5 syarat ini. Bilalah kau dapat penuhi, insya Allah kau tak kan di hantui rasa takut dan bersalah.Juga kau tak akan dirugikan dari nikmat itu." Jawab burhan pelan sambil menatap kupu terbang.

Soleh pun dengan semangat 45 mendesak sahabatnya agar lekas memberitahu ke 5 syarat itu. "Apa, apa ke lima syarat itu duhai sahabatku?"

Sejenak burhan menarik nafas dalam lalu "Syarat pertama, kau boleh maksiat.Asal kau tak boleh memakan rezeki dari-Nya" Soleh pun menjawab "Lah, semua rezeki kan pemberian-Nya. Kalau aku maksiat. Aku makan rezeki darimana?"

Burhan"nah itu, kamu bisa mikir.Lalu apa masih mau maksiat"

Soleh nyengir dan kembali bertanya" trus syarat ke dua apa wahai sahabatku?" Dengan enteng burhan pun kembali menjawab "Boleh maksiat, asal tidak dinegeri-Nya"
Dengan cekatan soleh pun menjawab "Walah, lawong dari timur kebarat selatan ke utara. Semua loh bumi nya Allah.Trus dimana dong tempat boleh buat maksiat"

Burhan pun menjawab" Lah itu kamu bisa jawab apa masih mau maksiat?" Soleh belum puas dan kembali bertanya"trus apa syarat yang ke tiga duhai sahabatku?"

Jawab burhan"Boleh bermaksiat,asal harus pandai bersembunyi.Dan tidak bisa dilihat Allah"
soleh pun berseloroh "sembunyi dimana toh.Lawong Allah slalu bisa melihat kita,Mengetahui setiap gerak gerik kita" Burhan kembali menjawab dengan berseru"Nah,gitu bisa jawab.Masih mau maksiat?" tanya burhan gantian nyengir. Si soleh pun menggeleng lalu kembali bertanya
"lalu apa syarat yang ke empat duhai saudaraku?"

Burhan beranjak dari duduknya, menatap langit dan berbalik menatap soleh yang masih bengong tak mengerti "Boleh bermaksiat,asal ketika malaikat maut datang menjemput mu. Kau mampu mencegah dan berkata'giliranku nanti saja ya,biar aku taubat dulu"

Soleh pun menjawab dengan setengah berteriak "Ya tidak mungkin,karna tidak ada seorangpun bisa mengelak dari kematian.Tak bisa diganti dan diwakilkan"
Burhan tersenyum dan bertanya"Jadi masih mau maksiat?"

Soleh yang entah bego atau karna belum paham cuma nyengir dan kembali bertanya"Lalu apa syarat yang kelima duhai sahabatku?" Dengan tenang burhan menjawab "Boleh maksiat,asal ketika malaikat penjaga neraka menggiring mu ke neraka kau mampu men0lak dan berkata 'aku tak mau ikut dengan mu karna aku mau masuk surga"

Soleh seketika berdiri dan berteriak"Itu tidak mungkin,aku tak bisa mengelak dan men0lak"

Burhan melangkah mendekati soleh, lalu menepuk pundak sahabatnya itu dan berkata"Lalu, apa masih pantas kita melakukan maksiat kepada Allah.? Sedang kita tau akibat dari maksiat itu. Kita diberi hati dan otak, dipadu untuk berfikir dan meresapi. Apakah pantas,kita tau tapi pura-pura tak tau? Padahal pada akhirnya, kita pulalah yang akan menjalani dampak dari perbuatan kita. Mendekatkan diri kepada sang pencipta,jauh lebih baik daripada mengorek dunia yang hanya fana. Memperbaiki diri lebih utama sahabatku, daripada menghitung keburukan yang telah kita perbuat. Sem0ga Allah selalu memaafkan kita" Ucap burhan lirih sambil merangkul soleh dan mengajaknya pergi karna mentari tak tampak lagi.

Soleh bungkam tak bersuara,menahan getaran maha dahsyat. tubuhnya gemetar.Dalam hati dia berjanji Tak akan maksiat lagi.

~¤~

Alhamdulillah dapat ilmu, Insya Allah bermanfaat. Terimakasih buat sahabat sahabat uzwa yang tak pernah lelah mengingatkan uzwa.

Senja yang indaaaaaaaahh^_^

I'dad atau Persiapan

1. I'dad (persiapan)

Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) dapat menggentarkan musuh Alloh, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; akan tetapi Alloh mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Alloh niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizholimi (dirugikan)". (QS. al-Anfal [8] : 60)

Rosululloh Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda

:
"Dari `Uqbah bin Amir RA dia berkata: aku mendengar Rosululloh SAW bersabda di atas mimbar: "Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka apa yang kalian mampu dari kekuatan! Ketahuilah! Sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar! Ketahuilah! Sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar! Ketahuilah! Sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar! (HR. Muslim)

Apa Itu NAFSU

Nafsu itu adalah keinginan manusia yang tersirat dalam akal pikirannya. Nafsu ada yang baik, yaitu nafsu yang tidak bertentangan dengan hati nurani serta perintah-perintah dan larangan-larangan yang Allah tetapkan. Namun ada pula nafsu yang buruk, yaitu nafsu yang hanya untuk memenuhi keinginan pikirannya saja, tanpa melibatkan hati nurani dan ketetapan Allah. Berikut ini adalah jenis-jenis nafsu menurut Islam.

Nafsu yang buruk :

Nasfu Amarah

adalah nafsu yang berbangga apabila membuat sesuatu kemungkaran.
mereka adalah dari golongan yang bermaksiat di mata dan di hatinya.
mereka adalah golongan ahli neraka.

Nafsu Lawamah

adalah nafsu yang menyadari apabila melakukan suatu kemungkaran.
golongan ini beramal tetapi masih ada riya, hasut, dengki dan sebagainya.
nafsu mereka tetap dilakukan walau mereka tahu itu salah.
mereka adalah golongan ahli neraka.

Nafsu Marhamah

adalah nafsu yang telah dapat membuang sifat tercela.
walaupun begitu, mereka masih mengkritik diri sendiri.
mereka adalah golongan ahli neraka.

Kemudian nafsu-nafsu yang baik adalah :

Nafsu Mutmainah

adalah nafsu yang lemah lembut.
mereka mendapat ketenangan dan menghilangkan gelisah di jiwa.
mereka adalah orang yang sholeh.
golongan ini adalah dijamin surga.

Nafsu Raudiah

adalah nafsu yang berusaha untuk melatih diri untuk mencintai Allah sepenuhnya..
mereka bergaul dengan orang banyak tetapi hatinya semata-mata hanya kepada Allah.
mereka bisa juga disebut sebagai Wali Allah.

Nafsu Kamaliah

adalah nafsu yang sempurna, nafsu yang hanya dimiliki oleh para Nabi dan Rasul.

Nafsu Mardiah

adalah nafsu yang terbaik dan yang paling dicintai Allah. Nafsu ini adalah nafsu yang paling di ridhai Allah. adalah nafsu yang terbaik dan yang paling dicintai Allah. Nafsu ini adalah nafsu yang paling di ridhai Allah. Keridhaan tersebut terlihat pada anugrah yang diberikan-Nya berupa senantiasa berdzikir, ikhlas, mempunyai karomah, dan memperoleh kemuliaan, sementara kemuliaan yang diberikan Allah SWT itu bersifat universal, artinya jika Allah memuliakannya, siapa pun tidak akan bisa menghinakannya, demikian pula sebaliknya orang yang dihinakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala

, siapa pun tidak bisa memuliakannya.

Buta Mata ~ Buta Hati

Orang yang tidak punya Mata ( penglihatan), tetapi hatinya bersih jauh lebih baik di sisi Allah dari pada orang yang diberi penglihatan normal akan tetapi kondisi hatinya buta... Bagaimana Pula jika Kedua-Duanya BUTA ??? ..., Dan Seperti Itulah yang Akan Terjadi di Akhirat Kelak,,,, Orang yang Hatinya Buta di dunia,,,, akan di Bangkitkan Oleh Allah Swt dalam Keadaan Buta Mata.

أتعبتــني نفســي

 
أتعبتــني نفســي 
▬▬▬▬▬▬▬▬▬


 
●✿▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬✿●


أتعبتـني نفسي و أرهقتـني ....حيـرتني و غـربتنـي
هجـرتني و شردتنـي ... عن حقيقـتي أبعـدتني

أسرتنـي و قيـدتني ...في نـزواتي كبلتـني
حطمتـني و خربتنـي ...فـي اضطـرابي ألهبتـني

سجنتـني و سرقتنـي ...عن راحـتي أسرتنـي

فأرجوكم حـرروني حتى من نفسي... وخـذوني لحبيـبي ربـي
كفاني نفسي يا نفسي ....فراحتي بقـرب موالي حبيـب قلـبي

~ عجـلت إليـكـ يا ربــي لتـرضي ~

أخوكـم في الله : ـ
محـمد المستغانمي
●▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬●

SEKIAN SEKADAR RENUNGAN


‎......(¯`’•.¸(¯`’•.¸¤◯الله◯¤¸.•’´¯)¸.• ‘´¯)....
……......…*´’`°¤¸¸.•’´♥`’•.¸¸¤°´’`*…….....¤
¤•¤•|¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯♥......♥¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯|¤•¤•
░░░░░░░░░░░░▌║▐░░░░░░▀▀░░░░░░
░░░░░░
░░░░░░▀▀▀░░░░░░░░░░░░░░
░░░░░████░░░██░░██░░░██░░░░░░
░░░░██░██░░░██░░██░░░██░░░░░░
░░░██░░██░░░██░░██░░░██░░░░░░
░░███████░░░██░░██░░░██░░░░░░
░░░░░░░███████████░░░██░░░░░░
░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░
¤•¤•|___________♥........♥__________|¤•¤•
¤……......…*´’`°¤¸¸.•’´♥`’•.¸¸¤°´’`*…….....¤
¤•¤•¤•¤•.(_¸.•*´’`°¤¸’¸¤°´’`*•.¸_)•¤•¤•.¤•¤


¤•¤•|¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯♥......♥¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯|¤•¤•
...............~SEKADAR RENUNGAN ~............
¤•¤•|___________♥........♥__________|¤•¤•


Ada sekumpulan kaum yang berlayar dalam sebuah kapal ..
mereka membahagi-bahagikan tempat duduk masing -masing.

" Tiba-tiba salah seorang penumpang kapal itu melubangkan tempat duduknya ..dengan kapak. Penumpang-penumpang yang lain bertanya ...
apakah yang engkau perbuat itu..?

Ia menjawab , ini adalah tempat duduk aku ... suka hati aku lah nak buat apa-apa...

Jika mereka ( Penumpang-penumpang ) yang lain itu... melarangnya maka dia sendiri akan selamat dan seluruh penumpang pun akan selamat.

TETAPI jika mereka biarkan sahaja perbuatan orang itu ..
Dia akan binasa (tenggelam ) dan semua mereka yang lain pun turut akan tenggelam.

Kesimpulan...Rumusan yang dapat kita ungkap dari kisah di atas adalah.. Kita sebagai orang Islam perlu ada sikap saling tegur menegur...nasihat menasihati.. jika ada pihak yang melakukan kesalahan atau kemaksiatan.
Kerana bila azab Allah datang .. kita semua akan turut binasa juga.

~
SEKIAN SEKADAR RENUNGAN ~

...Salam Ukhuwah Islamiah Sahabatku semua...Barakallah.. 
... Allah Selalu Ada Untukku..untukmu dan Untuk Kita semua.. 


____♥♥♥_____♥♥♥_____
__♥_____♥_♥_____♥___
__♥______♥______♥___
___♥___ LOVE_ __♥___
_____♥_..YOU.._♥______
_______♥___♥________
________♥ ♥_________


بَــارَكَ اللّـهُ وَ جَـزَاكُـمُ اللّـهُ خَـيْـرًا كَـثِـيْـرًا
.وَالسَّـلاَمُ عَلَـيْـكُمْ وَرَحْمَـةُ اللّـهِ وَبَـرَكَـا تُـهُ


¤•¤•¤•¤••(¯`*•.¸,¤◯الله◯¤,¸.•*´¯)•¤•¤•¤•¤
¤•¤•|¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯•.....•¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯|..¤•¤•
╔╗───────────╔══╗──────╔╗
╠╣╔╗╔═╦═╦═╦═╗║╔╗╠╗╔╗╔═╗║╚╗
║║║╚╣╬╠╗║╔╣╩╣║╠╣║╚╣╚╣╬╚╣║║
╚╝╚═╩═╝╚═╝╚═╝╚╝╚╩═╩═╩══╩╩╝
¤•¤•|___________•.......•__________|.¤•¤•
¤•¤•¤•¤•.(_¸.•*´’`°¤¸’¸¤°´’`*•.¸_)•¤•¤•.¤•¤

أخوكـم في الله


صـباح الخـير يا عـالم

عـندما نتحـدث عـن يوم جمـيل فنـحن نتحـدث عن يوم كنت فيه إلى الله أقرب...
ليس العبـرة منـه في أن لا تـذنب إنـما فـي أن تتحـدي نفسـكـ على ذلـكـ

أخوكـم في الله : ـ
محـمد المستغانمي
●▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬●

Nasyid ~ In Team - Kepastian

KEPASTIAN

Ujian Tuhan kepada semua insan
Adalah kehidupan ini
Yang baik menjadi tuntutan
Yang buruk dijauhkan

Syurga yang dijanjikan
Bukanlah suatu khayalan
Tentang nikmat berpanjangan Ilahi

Neraka yang tercipta
Menghimpun azab derita
Tangisan kesengsaraan insan

Syurga adalah kelazatan
Terbentang buat hamba beriman
Yang kasihkan Tuhannya...
Yang kasihkan Rasulnya..
Yang kasih agamanya..

Neraka tempat kemurkaan
Antara kedurjanaan insan
Yang lupakan Tuhannya...
Yang lupakan Rasulnya..
Yang lupa agamanya...



Siapakah yang lebih mulia
Dari mereka yang tidak lupa...
Janji Allah adalah kepastian
Dan nikmat syurga adalah indah.

FENOMENA REMAJA DAHULU DAN SEKARANG

FENOMENA REMAJA DAHULU DAN SEKARANG

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,

“ Tidak beranjak kaki anak Adam dari hadapan Allah hingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya, dihabiskan untuk apa? tentang usia mudanya , diisi dengan apa? tentang hartanya, dari mana dia dapatkan dan digunakan untuk apa? Dan amalannya dari ilmu yang dia miliki?”
(HR. At-Tirmidzi)

Masa remaja adalah masa mengukir prestasi . Karena fase inilah fase untuk membuktikan bahwa kita memiliki potensi untuk memberikan karya terbaik bagi umat ini. Maka bila masa ini terbuang tercuma akan menyebabkan sebuah penyesalan yang besar di akhir nanti.

Untuk itu dibutuhkan semangat dan ilmu yang kuat agar kita mampu menggunakan masa ini dengan baik. Agar terukir indah dan member kontribusi terbaik bagi diri dan agama kita.

MASA REMAJA NABI

Sebelumnya, marilah kita melihat kepada pribadi teladan kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pada awal-awal masa remaja, Rasulullah belum memiliki pekerjaan tetap untuk mencukupi kebutuhan hidup. Namun begitu, beliau tidak putus harapan. Beliau menggembala kambing di kalangan Bani Sa’ad dan juga di Makkah dengan imbalan beberapa dinar. Beliau menjalani semua itu selama beberapa tahun.

Pada usia dua puluh lima tahun, beliau pergi berdagang ke Syam menjualkan barang dagangan milik Khodijah binti Khuwailid. Khodijah ialah seorang wanita pedagang, terpandang dan kaya raya. Dia biasa menyuruh orang-orang untuk menjalankan barang dagangannya dengan membagi sebagian hasilnya kepada mereka. Sementara kebanyakan orang Quroisy memiliki kegemaran berdagang. Karena itulah kerjasama dagang di antara mereka bisa berjalan dengan baik.

Di kalangan kaum Quraisy, Nabi Muhammad memang dikenal sebagai orang yang berbudi luhur .
Tatkala Khodijah mendengar kabar tentang kejujuran perkataan beliau , nama baik dan kemuliaan akhlak beliau, maka dia pun mengirimkan utusan dan menawarkan kepada beliau agar berangkat ke Syam untuk menjualkan barang dagangannya. Dia siap memberikan imbalan yang jauh lebih banyak dari imbalan yang pernah dia berikan kepada pedagang-pedagang yang lain. Tapi dengan syarat, beliau harus pergi bersama seorang pembantunya yang bernama Maisaroh. Beliau menerima tawaran ini. Maka, berangkatlah beliau ke Syam untuk berdagang disertai Maisaroh.

Setelah selesai berdagang di Syam, beliau bersama Maisaroh kembali ke Makkah. Setibanya di Makkah, Khodijah terheran-heran dan takjub. Keuntungan yang ia peroleh dari perdagangan Nabi Muhammad sangatlah banyak. Tidak pernah sebelumnya ia mendapat laba sebesar itu. Maisaroh menceritakan kepada Khodijah bahwa Nabi Muhammad bisa mendapatkan itu semua karena modal dagang utama beliau adalah akhlak yang mulia, juga kecerdikan dan kejujuran. Sehingga wajar bila orang-orang yang menjalin hubungan dagang dengan beliau merasa senang.

Itulah potret remaja seorang Rasul yang kita cintai. Beliau tidak MALAS, tidak juga menghabiskan waktunya dengan sia-sia. Tetapi beliau mengambil posisi penting untuk mengekspresikan potensi dan bakatnya dengan berdagang. Beliau tidak menyia nyiakan kesempatan sedikitpun.

REMAJA-REMAJA HEBAT DI ZAMAN NABI

1. Zubeir bin Al-Awwam Radiyallahu 'anhu

Dialah teman diskusi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, anggota pasukan berkuda Islam, tentara yang pemberani, juga pemimpin dakwah Islam di zamannya. Berapa umurnya saat itu? 15 tahun!! Sangat mencengangkan.

2. Thalhah bin Ubaidillah Radiyallahu 'anhu

Dia adalah salah seorang pembesar utama barisan Islam di Mekah, singa podium yang handal, tentara berkuda yang masyhur dengan kepiawaian dan keberaniannya, donatur infaq fisabilillah, juga seseorang yang dijuluki Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Thalhatul khair (pohon kebaikan). Usia beliau saat itu, adalah 16 tahun!

3. Sa’ad bin Abi Waqqash Radiyallahu 'anhu

Seorang sahabat besar, beliaulah yang pertama kali mengalirkan darahnya untuk Islam. Juga, satu-satu sahabat yang pernah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jamin dengan kedua orang tuanya di saat perang Uhud , dengan berkata, “Lepaskan Sa’d, demi ayah dan ibuku!” sebagaimana diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu . Dan Beliau baru berumur 16 tahun, ketika itu.

4. Al-Arqam bin Abil Arqam Al-Makhzumi Radiyallahu 'anhu

Pemuda yang meninggalkan banyak kenangan indah bagi tiap muslim. Selama 13 tahun penuh, beliaulah yang berani membuka pintu rumahnya untuk dijadikan markas dakwah di kota Mekah, meski bahaya terus membayangi. Beliau masih berusia 16 tahun saat itu.


5
. Ali bin Abi Thalib Radiyallahu 'anhu

Beliau adalah seorang anak yang masih berumur 10 tahun, hanya 10 tahun! Namun ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapat wahyu yang pertama kali, Rasulullah Salallahu 'alaihi wa salam langsung pergi menemui Ali dan memberitahukan kabar gembira itu padanya. Masya Allah! Tahukah Anda impian sahabat kecil yang umurnya baru 13 tahun dan belum baligh ini? Beliau adalah sahabat yang masyhur dengan postur tubuh yang kecil. Namun, subhanallah! dengan postur dan usianya yang relatif kecil itu, beliau selalu menyibukkan hidupnya dengan urusan umat. Saat itu, ketika Zaid kecil mendengar berita bahwa pasukan Islam bersiap-siap hendak menghadapi tentara musyrikin di medan badar, semangat bela agama di hatinya seketika tergerak. Ya, sahabat kecil ini kemudian mengusung pedangnya, sebuah pedang yang lebih panjang dari tinggi badannya! Berangkat dan bergabung dengan tentara muslim yang lain.

PEMUDA KINI

Problematika remaja saat ini semakin kompleks. Saat ini remeja cenderung semakin susah untuk dikendalikan. Kecenderungan remaja untuk melanggar norma dan nilai adab pergaulan terlihat jelas di masyarakat kita.
Mereka terjebak pada dua fitnah besar:

1.Fitnah Syahwat

Fitnah syahwat bisa dilihat pada kegandrungan mereka pada budaya barat yang mengarah pada, seks and drugs. Opini gaul bebas di kalangan remaja kian gencar dan tanpa hambatan menyapa kita. Tayangan pornografi dan pornoaksi tak ada matinya di layar kaca atau layar lebar. Akibatnya, gaul bebas yang mengarah pada seks bebas kian populer di lingkungan generasi muda.

2. Fitnah Syubuhat

Fitnah Syubuhat terlihat pada kebingungan mereka memilih jalan yang benar. Bingung mengisi waktu dan selalu merasa tidak pede dengan keislaman mereka. 

Munculnya gaya hidup punk, mengikuti hal-hal yang tidak ketahuan rimbanya. Mengikuti kebiasaan membuat geng-geng, dan bahkan terjerumus pada pemahaman-pemahaman sekuler, kapitalis dan hedonis. Belum lagi penggerogotan firqoh (Kelompok) menyimpang yang terus memilih sasaran Remaja muslim sebagai sasaran target utama mereka dari kalangan Khawarij, Syiah, Mu'tazillah, Tasawuf dan firqoh-firqoh sesat Islam yang lainnya, sehingga semakin samarlah Agama Islam yang sesungguhnya dimata mereka. Mereka tidak lagi menempatkan islam sebagai way of life. 

Sebaliknya mereka mengganti gaya hidup mereka dengan gaya hidup ala barat yang menyesatkan. Mereka meninggalkan pakaian rapi mereka dan mereka ganti dengan pakaian super mini dan acak-acakan. Mereka tidak paham mana yang benar dan mana yang salah. Hidup mereka terombang ambing, bingung mau kemana. Bila terdapat masalah sedikit saja mereka langsung lari ke narkoba atau malah memilih bunuh diri sebagai pilihan terakhir.

SOLUSINYA?

Pilih sahabatmu!
Betapa jauh perjalanan iman yang telah engkau tempuh, namun sahabatmu dapat dengan mudah mengembalikanmu pada titik pertama kamu melangkah, bahkan kembali lagi ke jalan hitammu.

Jangan katakan, “Aku mampu menjaga diri, dan takkan terpengaruh oleh luar”. Karena akhlaq, agama dan kepribadian seseorang akan menyesuaikan lingkungan dimana ia berada. 

Rumus ini juga tersirat dalam sebuah hadits, diriwayatkan oleh At tirmidzy, Abu daud, dan Ahmad dari Abi hurairah Radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah Salallahu 'alaihi wa salam bersabda:

“Seorang manusia diatas agama temannya, maka lihatlah siapa yang berteman dengannya ”.

Jika engkau menghendaki jalan yang lebih terang menuju surga, harus anda cari teman bergaul yang sholih. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dai Ibnu umar Radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

“Barang siapa yang ingin biji surga, hendaklah hidup berjamaah ”.

Melawan hasutan setan, tak bisa kita lakukan sendiri, sebuah hadits riwayat Ahmad dari Ibnu umar Radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

“Waspadalah dengan perpecahan, karena sesungguhnya setan bersama orang-orang yang sendiri, dan dia lebih jauh dari orang yang berdua”.

Wallahua'lam.

Ciri-Ciri Orang Yang Mencintai Kamu.

24
Ciri-Ciri Orang Yang Mencintai Kamu.

Dalam kehidupan, kamu tidak sadar apa yang dilakukan oleh seseorang terhadap diri kamu merupakan satu pertanda dia mencintai kamu. Dia tidak ingin kamu tahu secara langsung dari mulut dia tetapi dia menunjukkannya melalui perbuatan. Berikut merupakan 24 ciri-ciri yang dilakukan oleh seseorang yang menunjukkan bahawa dia mencintai kamu.

1.Orang yang mencintai kamu tidak pernah mampu memberikan alasan kenapa dia mencintai kamu. Yang dia tahu di hati dan matanya hanya ada kamu satu-satunya.
2.Walaupun kamu sudah memiliki teman istimewa atau kekasih, dia tidak perduli! Baginya yang penting kamu bahagia dan kamu tetap menjadi impiannya.
3.Orang yang mencintai kamu selalu menerima kamu apa adanya, di hati dan matanya kamu selalu yang tercantik walaupun mungkin kamu merasa berat badan kamu sudah bertambah.
4.Orang yang mencintai kamu selalu ingin tahu tentang apa saja yang kamu lalui sepanjang hari ini, dia ingin tahu kegiatan kamu.
5.Orang yang mencintai kamu akan mengirimkan SMS seperti ‘selamat pagi’, ‘selamat hari minggu’, ‘selamat tidur’, ‘take care’, dan lain-lain lagi, walaupun kamu tidak membalas SMS nya, karena dengan kiriman SMS itu lah dia menyatakan cintanya, menyatakan dalam cara yang berbeda, bukan “aku CINTA padamu”, tapi terselubung ayat selain kata cinta itu.
6.Jika kamu menyambut hari jadi dan kamu tidak mengundangnya ke acara yang kamu adakan, setidak-tidaknya dia akan menelefon untuk mengucapkan selamat atau mengirim SMS.
7.Orang yang mencintai kamu akan selalu mengingat setiap kejadian yang dia lalui bersama kamu, bahkan mungkin kejadian yang kamu sendiri sudah melupakannya, karena saat itu ialah sesuatu yang berharga untuknya. dan saat itu, matanya pasti berkaca. karena saat bersamamu itu tidak bisa terulang selalu.
8.Orang yang mencintai kamu selalu mengingati setiap kata-kata yang kamu ucapkan, bahkan mungkin kata-kata yang kamu sendiri lupa pernah mengungkapkannya. Karena dia menyematkan kata-katamu di hatinya, berapa banyak kata-kata penuh harapan yang kau tuturkan padanya, dan akhirnya kau musnahkan? Pasti kau lupa, tetapi bukan orang yang mencintai kamu.
9.Orang yang mencintai kamu akan belajar menggemari lagu-lagu kegemaran kamu, bahkan mungkin meminjam CD milik kamu, kerana dia ingin tahu apa kegemaran kamu – kesukaan kamu kesukaannya juga, walaupun sukar meminati kesukaan kamu, tapi akhirnya dia berjaya.
10.Kalau kali terakhir kalian bertemu kamu mungkin sedang influensa, atau batuk-batuk, dia akan sentiasa mengirim SMS atau menelefon untuk bertanya keadaan kamu – karena dia bimbangkan tentang kamu, peduli tentang kamu.
11.Jika kamu mengatakan akan menghadapi ujian, dia akan menanyakan kapan ujian itu berlangsung, dan saat harinya tiba dia akan mengirimkan SMS ‘good luck’ untuk memberi semangat kepada kamu.
12.Orang yang mencintai kamu akan memberikan suatu barang miliknya yang mungkin buat kamu itu ialah sesuatu yang biasa, tetapi baginya barang itu sangat istimewa.
13.Orang yang mencintai kamu akan terdiam sesaat, ketika sedang bercakap di telefon dengan kamu, sehingga kamu menjadi bingung. Sebenarnya saat itu dia merasa sangat gugup kerana kamu telah menggegarkan dunianya.
14.Orang yang mencintai kamu selalu ingin berada di dekat kamu dan ingin menghabiskan hari-harinya hanya dengan kamu.
15.Jika suatu saat kamu harus pindah ke daerah lain, dia akan sentiasa memberikan nasihat agar kamu waspada dengan linkungan yang membawa pengaruh buruk kepada kamu.
16.Dihatinya dia benar-benar takut kehilangan kamu, pernah dengar ‘jauh dimata, dekat dihati?’
17.Orang yang mencintai kamu bertindak lebih seperti saudara daripada seperti seorang kekasih.
18.Orang yang mencintai kamu sering melakukan hal-hal yang aneh, seperti menelefon kamu 100 kali dalam sehari. Atau mengejutkan kamu di tengah malam dengan mengirim SMS. Sebenarnya ketika itu dia sedang memikirkan kamu.
19.Orang yang mencintai kamu kadang-kadang merindukan kamu dan melakukan hal-hal yang membuat kamu sakit kepala. Namun ketika kamu mengatakan tindakannya itu membuat kamu terganggu dia akan minta maaf dan tak akan melakukannya lagi.
20.Jika kamu memintanya untuk mengajarimu sesuatu maka ia akan mengajarimu dengan sabar walaupun kamu mungkin orang yang terbodoh di dunia! Bahkan dia begitu gembira karena dapat membantu kamu. Dia tidak pernah mengelak dari menunaikan permintaan kamu walausesulit apapun permintaan mu.
21.Kalau kamu melihat handphone-nya maka nama kamu akan menghiasi sebahagian besar INBOX-nya. Dia masih menyimpan SMS-SMS dari kamu walaupun ia kamu kirim berbulan-bulan atau bertahun-tahun yang lalu. Dia juga menyimpan surat-surat kamu di tempat khas dan segala pemberian kamu menjadi benda-benda berharga buatnya.
22.Dan jika kamu cuba menjauhkan diri daripadanya atau memberi reaksi menolaknya, dia akan menyadarinya dan menghilang dari kehidupan kamu, walaupun hal itu membunuh hatinya.
23,Jika suatu saat kamu merindukannya dan ingin memberinya kesempatan dia akan ada menunggu kamu karena sebenarnya dia tak pernah mencari orang lain, dia sentiasa menunggu kamu.
24.Orang yang begitu mencintaimu, tidak pernah memaksa kamu memberinya sebab dan alasan, walaupun hatinya meronta ingin mengetahui, kerana dia tidak mahu kamu terbeban karenanya. Saat kau pinta dia pergi, dia pergi tanpa menyalahkan kamu, karena dia benar-benar mengerti apa itu cinta.
“Pernah adakah orang yang berbuat seperti di atas kepada kamu? Jika ada, jangan pernah mensia-siakan orang tersebut… Kamu akan menyesal melakukannya!”

CARA MENGIKUTI SUNNAH

BEGINILAH CARA MENGIKUTI SUNNAH


Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang berarti segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik ucapan, perbuatan maupun penetapan beliau, memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Islam, karena Allah Ta’ala menjadikan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai penjelas dan penjabar dari Al Qur’an yang mulia, yang merupakan sumber utama syariat Islam. Oleh karena itu, tanpa memahami sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan baik, seseorang tidak mungkin dapat menjalankan agama Islam dengan benar.

Allah Ta’ala berfirman,

وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَانُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka (dari Allah Ta’ala), supaya mereka memikirkan.” (Qs. An Nahl: 44)

Ketika Ummul mu’minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ditanya tentang ahlak (tingkah laku) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau menjawab,

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ

“Sungguh akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Al Qur’an.” (HSR Muslim no. 746).

Ini berarti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling sempurna dalam memahami dan mengamalkan isi al-Qur’an, menegakkan hukum-hukumnya dan menghiasi diri dengan adab-adabnya. (Lihat keterangan imam an-Nawawi dalam kitab Syarh Shahih Muslim 6/26).

Maka orang yang paling sempurna dalam memahami dan mengamalkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dialah yang paling sempurna dalam berpegang teguh dan mengamalkan Al Qur’an dan agama Islam secara keseluruhan.

Imam Ahmad bin Hambal –semoga Allah Ta’ala merahmatinya– berkata,
“Termasuk landasan utama sunnah atau syariat Islam menurut pandangan kami (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) adalah: bahwa sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penafsir dan argumentasi yang menjelaskan makna al-Qur’an.” (Ushuulus Sunnah, hal. 3)

Oleh karena itulah, para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah mendefinisikan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai sesuatu yang mencakup syariat Islam secara keseluruhan, baik ucapan, perbuatan maupun keyakinan. (Lihat Jaami’ul Uluumi wal Hikam, hal. 321)

Imam Abu Muhammad al-Barbahari berkata, “Ketahuilah, bahwa Islam itu adalah sunnah dan sunnah itu dialah Islam, yang masing-masing dari keduanya tidak akan tegak tanpa ada yang lainnya.” (Syarhus Sunnah, hal. 59)

Arti Mencintai dan Mengagungkan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sebenarnya

Allah ‘azza wa jalla berfirman,

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Ali ‘Imran: 31)

Imam Ibnu Katsir, ketika menafsirkan ayat ini berkata, “Ayat yang mulia ini merupakan hakim (pemutus perkara) bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah, akan tetapi dia tidak mengikuti jalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dia adalah orang yang berdusta dalam pengakuan tersebut dalam masalah ini, sampai dia mau mengikuti syariat dan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam semua ucapan, perbuatan dan keadaannya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/477)

Imam Al Qadhi ‘Iyadh Al Yahshubi berkata, “Ketahuilah bahwa barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka dia akan mengutamakannya dan berusaha meneladaninya. Kalau tidak demikian, maka berarti dia tidak dianggap benar dalam kecintaanya dan hanya mengaku-aku tanpa bukti yang jelas. Maka orang yang benar dalam pengakuan mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah jika terlihat tanda (bukti) kecintaan tersebut pada dirinya. Tanda (bukti) cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang utama adalah dengan meneladani beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengamalkan sunnahnya, mengikuti semua ucapan dan perbuatannya, melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangannya, serta menghiasi diri dengan adab-adab (etika) yang beliau contohkan, baik dalam keadaan susah maupun senang dan lapang maupun sempit.” (Asy Syifa bi Ta’riifi Huquuqil Mushthafa, 2/24)

Berdasarkan keterangan di atas, jelaslah bahwa mencintai dan mengagungkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sebenarnya adalah dengan meneladani petunjuk dan sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan berusaha mempelajari dan mengamalkannya dengan baik. Dan bukanlah mencintai dan mengagungkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan melakukan perbuatan-perbuatan bid’ah yaitu setiap perbuatan yang diada-adakan dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan mengatas namakan cinta kepada beliau, atau memuji dan mensifati beliau secara berlebihan, dengan menempatkan beliau melebihi kedudukan yang telah Allah Ta’ala tempatkan beliau padanya. (Mahabbatur Rasul bainal Ittibaa’ wal Ibtidaa’, hal. 65-71)

Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

“Janganlah kalian memuji diriku secara berlebihan dan melampaui batas, sebagaimana orang-orang Nashrani melampaui batas dalam memuji (Nabi Isa) bin Maryam, karena sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba Allah, maka katakanlah: hamba Allah dan Rasul-Nya.” (HR Al Bukhari no. 3261)

Inilah makna cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dipahami dan diamalkan oleh generasi terbaik umat ini, para sahabat radhiyallahu ‘anhum.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tidak ada seorang pun yang paling dicintai oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi jika mereka melihat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka tidak berdiri untuk menghormati beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena mereka mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci perbuatan tersebut.” (HR At Tirmidzi 5/90 dan Ahmad 3/132, dinyatakan shahih oleh At Tirmidzi dan Syaikh Al Albani)

Bagaimana Menyempurnakan Cinta kepada Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Dalam Diri Kita?

Imam Ibnu Rajab Al Hambali membagi derajat (tingakatan) cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi dua tingakatan, yang berarti dengan menyempurnakan dua tingkatan ini seorang akan memiliki kecintaan yang sempurna kepada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang ini merupakan tanda kesempurnaan iman dalam dirinya.

Dua tingkatan tersebut adalah:

1. Tingkatan yang fardhu (wajib), yaitu kecintaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengandung konsekuensi menerima dan mengambil semua petunjuk yang dibawa oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sisi Allah dengan penuh rasa cinta, ridha, hormat dan patuh, serta tidak mencari petunjuk dari selain jalan sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam secara utuh. Kemudian mengikuti dengan baik agama yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan dari Allah, dengan membenarkan semua berita yang beliau sampaikan, mantaati semua kewajiban yang beliau perintahkan, meninggalkan semua perbuatan haram yang dilarangnya, serta menolong dan berjihad membela agamanya, sesuai dengan kemampuan untuk mengahadapi orang-orang yang menentangnya. Tingkatan ini harus dipenuhi oleh setiap muslim dan tanpanya keimanan seseorang tidak akan sempurna.

2. Tingkatan fadhl (keutamaan/kemuliaan), yaitu kecintaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengandung konsekuensi meneladani beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan baik, mengikuti sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan benar, dalam tingkah laku, adab (etika), ibadah-ibadah sunnah (anjuran), makan, minum, pakaian, pergaulan yang baik dengan keluarga, serta semua adab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sempurna dan akhlak beliau yang suci. Demikian juga memberikan perhatian besar untuk memahami sejarah dan perjalanan hidup beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, rasa senang dalam hati dengan mencintai, mengagungkan dan memuliakan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, senang mendengarkan ucapan (hadits) beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan selalu mendahulukan ucapan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas ucapan selain beliau. Dan termasuk yang paling utama dalam tingkatan ini adalah meneladani beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sikap zuhud terhadap dunia, mencukupkan diri dengan hidup seadanya sederhana di dunia, dan kecintaan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada balasan yang sempurna di akhirat kelak” (Istinyaaqu Nasiimil Unsi min Nafahaati Riyaadhil Qudsi, hal. 34-35)

Keutamaan Mengikuti Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Allah Ta’ala berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Qs. Al Ahzaab: 21)

Ayat yang mulia ini menunjukkan kemuliaan dan keutamaan besar mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena Allah Ta’ala sendiri yang menamakan semua perbuatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai “teladan yang baik”, yang ini menunjukkan bahwa orang yang meneladani sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berarti dia telah menempuh ash-shirathal mustaqim (jalan yang lurus) yang akan membawanya mendapatkan kemuliaan dan rahmat Allah Ta’ala. (Lihat keterangan Syaikh ‘Abdurrahman As Sa’di ketika menafsirkan ayat di atas, hal. 481)

Ketika menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsir berkata, “Ayat yang mulia ini merupakan landasan yang agung dalam meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam semua ucapan, perbuatan dan keadaan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/626)

Kemudian firman Allah Ta’ala di akhir ayat ini mengisyaratkan satu faidah yang penting untuk direnungkan, yaitu keterikatan antara meneladani sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kesempurnaan iman kepada Allah dan hari akhir, yang ini berarti bahwa semangat dan kesungguhan seorang muslim untuk meneladani sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan pertanda kesempurnaan imannya.

Syaikh Abdurrahman As Sa’di ketika menjelaskan makna ayat di atas, beliau berkata, “Teladan yang baik pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, yang akan mendapatkan taufik dari Allah Ta’ala untuk mengikutinya hanyalah orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan balasan kebaikan di hari akhir. Karena kesempurnaan iman, ketakutan pada Allah, serta pengharapan balasan kebaikan dan ketakutan akan siksaan Allah, inilah yang memotivasi seseorang untuk meneladani sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Dari keterangan di atas, jelaslah bagi kita makna mencintai sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sebenarnya, dan jelaslah besarnya keutamaan dan kemuliaan mengikuti sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Maka mestinya, seorang muslim yang mengaku mencintai Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam, terlebih lagi yang mengaku sebagai ahlus sunnah wal jama’ah, adalah orang yang paling semangat dalam mempelajari dan menerapkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sikap dan tingkah lakunya. Khususnya, di zaman sekarang ketika sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi asing dan jarang diamalkan di tengah-tengah kaum muslimin sendiri. Karena seorang muslim yang mengamalkan satu sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah dilupakan, dia akan mendapatkan dua keutamaan pahala sekaligus, yaitu keutamaan mengamalkan sunnah itu sendiri dan keutamaan menghidupkannya di tengah-tengah manusia yang telah melupakannya.

Syaikh Muhammad bih Sholeh Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sesungguhnya sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika semakin dilupakan, maka keutamaan mengamalkannya pun semakan kuat (besar), karena orang yang mengamalkannya akan mendapatkan keutamaan mengamalkan sunnah itu sendiri dan keutamaan menyebarkan (menghidupkan) sunnah di kalangan manusia.” (Manaasikul Hajji wal ‘Umrah, hal. 92)

Marilah kita camkan bersama nasehat imam Al Khatiib Al Baghdadi dalam kitab beliau Al Jaami’ li Akhlaaqir Raawi wa Aadaabis Saami’ (1/215) berikut ini:

“Seyogyanya para penuntut ilmu hadits (pengikut manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah), berusaha untuk membedakan dirinya dari kebiasaan orang-orang awam dalam semua urusan tingkah laku dan sikapnya, dengan berusaha mengamalkan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam semaksimal mungkin, dan membiasakan dirinya mengamalkan sunnah-sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman,

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (Qs. Al Ahzaab: 21)”

Apakah kita harus bermadzhab
1. Sesungguhnya kalau kita perhatikan dalil-dalil baik dari Al-Qur`an ataupun As-Sunnah maka tidak ada satupun dalil yang mewajibkan mengikuti madzhab-madzhab tertentu termasuk empat madzhab yang terkenal yaitu Al-Ahnaaf (madzhab Hanafiy), Malikiy, Syafi’i dan Hanaabilah (madzhab Hambaliy). Kita hanya diwajibkan untuk mengikuti dalil baik dari Al-Qur`an ataupun As-Sunnah dengan pemahaman generasi terbaik ummat ini yaitu para shahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in serta para ulama yang mengikuti jejak mereka.
Allah berfirman:
اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ

“Ikutilah apa yang diturunkan kepada kalian dari Tuhan kalian dan janganlah kalian mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kalian mengambil pelajaran daripadanya.” (Al-A’raaf:3)
Dalam ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Katakanlah: “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (Yuusuf:108)
Dan ayat-ayat lainnya yang memerintahkan untuk mengikuti dalil dan melarang untuk fanatik kepada kelompok tertentu ataupun individu tertentu.

Bahkan para imam yang empat tersebut, baik Abu Hanifah, Al-Imam Malik, Al-Imam Asy-Syafi’i, dan Al-Imam Ahmad bin Hanbal, semuanya sepakat melarang taqlid kepada mereka.
Al-Imam Abu Hanifah mengatakan: “Apabila hadits itu shahih maka itulah madzhabku.”
Beliau juga mengatakan: “Tidak halal bagi siapapun mengikuti perkataan kami bila ia tidak mengetahui dari mana kami mengambil sumbernya.”
Al-Imam Malik mengatakan: “Saya hanyalah seorang manusia biasa, terkadang berbuat salah dan terkadang benar. Oleh karena itu, telitilah pendapatku. Apabila sesuai dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah, ambillah; dan sebaliknya apabila tidak sesuai dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah, maka tinggalkanlah.”
Beliau juga berkata: “Siapapun orangnya, perkataannya bisa ditolak dan bisa diterima, kecuali hanya Nabi (yang wajib diterima).”
Al-Imam Asy-Syafi’i berkata: “Seluruh kaum muslimin telah sepakat bahwa siapa saja yang secara jelas mengetahui suatu hadits dari Rasulullah, tidak halal baginya meninggalkannya guna mengikuti pendapat seseorang.”
Beliau juga berkata: “Bila suatu masalah ada haditsnya yang sah dari Rasulullah menurut ahlul hadits, tetapi pendapatku menyelisihinya, maka pasti aku akan mencabutnya, baik selama aku hidup maupun setelah aku mati.”
Al-Imam Ahmad berkata: “Janganlah engkau taqlid kepadaku atau kepada Malik, Asy-Syafi’i, Al-Auza’i dan Ats-Tsauri, tetapi ambillah dari sumber yang telah mereka ambil.”
Beliau juga berkata: “Barangsiapa yang menolak hadits Rasulullah, berarti dia berada di jurang kehancuran.” (Lihat perkataan para imam tersebut dalam Muqaddimah Shifatu Shalaatin Nabiy, karya Asy-Syaikh Al-Albaniy)

Walaupun demikian, semua kaum muslimin sepakat bahwa mereka adalah para ulama, orang-orang yang mulia, yang patut dijadikan teladan. Bahkan kita mempelajari Dinul Islam melalui bimbingan mereka dari kitab-kitab yang telah mereka tulis.
Tidaklah kita bisa mempelajari Dinul Islam dengan benar kecuali melalui bimbingan dan pemahaman para ulama dari kalangan shahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan para imam yang mengikuti jejak mereka.
Yang dilarang adalah ta’ashshub atau fanatik kepada madzhab tertentu. Kalaulah mereka berbeda pendapat dalam suatu masalah maka kita ikuti pendapat yang paling kuat, yang sesuai dengan dalil. Adapun pendapat yang salah maka tidak boleh diikuti dengan tetap kita menghormati mereka sebagai para ulama yang mendapat dua pahala jika benar dan satu pahala jika salah.

2. Demikian pula Al-Imam Al-Bukhariy, beliau tidak bermadzhab dengan madzhab apapun kecuali madzhabnya ahlul hadits yaitu Al-Qur`an dan As-Sunnah dengan pemahaman salaful ummah, walaupun beliau termasuk salah seorang muridnya Al-Imam Ahmad bin Hanbal. Yang sesuai dengan dalil, maka itulah yang beliau ikuti. Wallaahu A’lam.

Alhamdulillahi Rabbil 'alamin, wasshollatu wa salamu 'ala anbiyai wal mursalin, Nabiyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa ashhaabihi wa annasi ajma'in.

INSPIRASI PAGI - Berlatih Berprasangka Baik


ARTIKEL
INSPIRASI PAGI - Berlatih Berprasangka Baik

Salah satu yang membuat sengsara hidup ini adalah kegagalan kita untuk berprasangka baik. Jika hal itu terjadi, kita akan sibuk aja memikirkan orang lain, mencari-cari kesalahannya. Bahkan, jika tidak berhati-hati akan tejerumus dalam ghibah dan fitnah.

Maka, penting bagi diri kita untuk selalu melatih diri agar selalu berprasangka baik di setiap kejadian. Berprasangka baik di setiap kejadian kita tujukan kepada Allah, Sang Pembuat Skenario Terbaik, dan juga kepada manusia. Prasangka baik pada Allah bagian dari Aqidah & kepada manusia lain bagian dari Akhlak Karimah.

Bahan bakar prasangka baik adalah YAKIN tidak ada kejadian yg terjadi tanpa ijin Tuhan. Padahal kita tahu, Dialah yang terbaik mengetahui kebutuhan kita. Jadi, dapat dipastikan setiap kejadian yang hadapi pasti “fit” dengan kebutuhan kita saat itu. Dengan keyakinan itu energi kita untuk terus berprasangka baik tidak akan pernah habis.

Maka, berlatih berprasangka baik dapat diawali dengan membiasakan berdialog dengan Tuhan Sang Penguasa Kejadian. Melihat dan mendengar apapun, sertailah dialog dengan Yang Maha Kuasa. Membentur sebuah masalah, curhatlah hanya kepada Yang Maha Mendengar. Jika setiap detik kita sedang dalam keadaan berdialog padanya, maka secara refleks reaksi pertama kita di tiap kejadian adalah “Allah”. Jika sudah demikian, akan lebih mudah bagi kita utk kemudian mengatur prasangka baik kepada Tuhan maupun kepada manusia lainnya.

PENGUMUMAN KULIYAH DI TIMUR TENGAH

PENGUMUMAN..!! 
Bagi teman-teman ikhwan akhwat yang mempunyai hafalan Al Qur'an 30 Juz, dan berkeinginan untuk kuliyah di Timur tengah terkhusus di ( JORDANIA ), disini di جامعة العلوم الإسلامية العالمية atau ( W.I.S.E ) The World Islamic Sciences and Education University, memberikan beasiswa kepada para penghafal Al Qur'an selama 4 tahun. Info selanjutnya bisa baca diberita penguman difoto ini. Syukran.

YANG AKU KHAWATIRKAN ATAS UMATKU

TAKUT KEPADA ALLAH DAN SIKSAAN-NYA

Jalan keselamatan dari bahaya hawa nafsu dan syahwat adalah dengan memperkuat rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , bagaimana adzab-Nya yang amat pedih, dan bahwasannya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala mampu mengadzabnya secara tiba-tiba dalam keadaan ia tidur di waktu malam atau bermain di waktu dhuha, 
Allah Ta’ala berfirman,

أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَآئِمُونَ {97} أَوْأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ {98} أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللهِ فَلاَيَأْمَنُ مَكْرَ اللهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ {99}

“Apakah penduduk negeri itu merasa aman untuk ditimpa adzab Kami di waktu malam dalam keadaan mereka tidur? Ataukah penduduk negeri itu merasa aman untuk ditimpa adzab Kami di waktu dhuha dalam keadaan mereka bermain? Apakah merasa aman dari makar Allah? Tidak ada yang merasa aman dari makar Allah kecuali orang-orang yang merugi .” (QS. Al-A’raaf : 97-99)

Allah Subhanahu wa Ta’ala mampu untuk mencabut keberkahan hidupnya dan menimpakan kepadanya berbagai macam malapetaka dan kesempitan hati. Jadilah dia seorang yang kehilangan kebahagiaan dan ketenangan.

Kenikmatan yang ia rasakan hakikatnya adalah buah simalakama yang mengulurnya agar lebih bertambah kesesatannya dan bertambah penderitaan batinnya yang berakhir dengan kebinasaan.

فَلَمَّا نَسُوا مَاذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَآأُوتُوا أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ

“Tatkala mereka meninggalkan apa yang telah diperingatkan, Kami bukakan untuk mereka pintu-pintu segala kesenangan, sehingga apabila mereka telah bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka, tiba-tiba Kami adzab ia dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam putus asa. ”
(QS. Al-An’am: 44)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنْ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ

“Apabila engkau melihat Allah memberikan kesenangan dunia kepada seorang hamba apa yang ia sukai akibat maksiat-maksiatnya sesungguhnya ia adalah istidraj (penguluran waktu agar lebih sesat) kemudian beliau membacakan ayat di atas.”
(HR Ahmad dan lainnya).

Wallahua'lam...

[Dikutip dari buku "Yang Aku Khawatirkan Atas Umatku"]

Penulis : Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc hafizahullah

Keajaiban dalam hidup

"
Keajaiban dalam hidup adalah Bahwa kita Selalu JUJUR, KERJA KERAS, dan Mengabdi pada Sesama dalam Hal Kebaikan."

Yakinkan diri, Apa yg kita lakukan Tidak akan Sia-sia!!

Barakallahu Fiikum

RENUNGAN HATI DI KALA SENJA


•[ RENUNGAN HATI ]•

Berdiri dan tampakkan setiap perkataan itu dengan kebenaran yangg dituntunkan,
niscaya kamu akan merasakan

bahwa sesungguhnya,
bukanlah kamu berkuasa
melainkan masih ada yg berkuasa
atas dirimu..

bukanlah kamu yang mengatur
melainkan masih ada yg mengatur
dalam kehidupanmu..
sebagaimana kehidupan didunia ini
hanyalah permainan dan senda gurau,

maka janganlah engkau mengagungkan segala sesuatu yg bersifat duniawi
dan janganlah ia menjadi urusan
yang paling utama
sehingga menggantikan tujuan yg hakiki sebenarnya.

BERIMAN KEPADA HARI AKHIR


BERIMAN KEPADA HARI AKHIR

A.Urgensi Beriman kepada Hari Akhir.
Iman kepada “Hari Akhir” termasuk salah satu Rukun Iman, bahkan yang paling pokoknya, hal ini dapat di lihat dalam banyak Ayat yang menjelaskan tentang Pokok-Pokok dan Rukun-Rukun Keimanan yang dikenal dengan “Arkanul sittah lil Iman (6 Pokok Keimanan)”. Begitu pula dalam Hadits Jibril yang sudah sangat terkenal itu. Dan oleh karena pentingnya Iman kepada Hari Akhir ini, maka Allah subhanahu wa ta'ala sering mengaitkan Iman kepada Hari Akhir dengan Iman kepada diri-Nya.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

قَاتِلُوا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْآَخِرِ

"Perangilah Orang-Orang yang tidak Beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada Hari Kemudian…". (Qs.[9]: 29).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ

"Hai Orang-Orang yang Beriman, janganlah kalian menghilangkan (Pahala) Sedekah kalian dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti Orang yang menafkahkan Hartanya karena Riya kepada Manusia dan dia tidak Beriman kepada Allah dan Hari Kemudian…". (Qs.[2]: 264).

Dan masih banyak lagi ayat-ayat lainnya, bahkan bisa kita katakan sedikit sekali lembaran Suci Al-Qur'an yang tidak menyinggung atau bahkan tidak membicarakan secara langsung tentang Hari Akhir serta hal-hal yang berkaitan dengan Hari Akhir seperti Pahala dan Siksa.

B.Definisi Hari Akhir.

Hari Akhir (اليَوْمُ الآخِرُ) dinamakan seperti itu karena:

لِتَأَخُّرِهِ عَنِ الدُّنْيَا

"Terjadi atau Datangnya setelah Hari (Kehidupan) di Dunia".

Hari Akhir adalah Hari Qiyamat, dimana seluruh ummat Manusia akan dibangkitkan pada Hari itu untuk dihisab dan dibalas segala Amalnya selama di Dunia.

Jadi pemahaman Iman kepada Hari Akhir, yaitu: berkeyakinan dengan pasti atas kebenaran berita-berita Allah subhanahu wa ta'ala dan Rasul-Nya tentang hancurnya Dunia ini, tanda-tanda Qiyamat dan keadaan yang mengerikan yang terjadi pada Hari Akhir nanti. Begitu juga membenarkan berita-berita tentang Akhirat, baik Nikmat maupun Adzab (Siksa),

Hari Kiamat disebut dengan Hari Akhir karena:

"لَا يَوْمَ بَعْدَهُ حَيْثُ يَسْتَقِرُّ أَهْلُ الجَنَّةَ فِيْ مَنَازِلِهِمْ وَ أَهْلُ النَّارِ فِيْ مَنَازِلِهِمْ"

"Tidak ada hari lagi sesudahnya, dan pada hari itu Ahli Surga akan menetap di Surga dan Ahli Neraka menetap di Neraka". (lihat Nubdzah: 40).

C.Nama-Nama Hari Akhir.

Diantara Nama-Nama Hari Akhir yang terkenal adalah:

1).- Al-Yaumul Al-Akhir (Hari Yang Terakhir).
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

ذَلِكَ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ مِنْكُمْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ

"Itulah yang dinasehatkan kepada Orang-Orang yang Beriman di antara kalian kepada Allah dan Hari Kemudian". (Qs. [2]: 232).

Terkadang dinamakan dengan Al-Akhirah atau Ad-Daruul Al-Akhirah yang berarti Kehidupan di Akhirat.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

فَلْيُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يَشْرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآَخِرَةِ

"Karena itu hendaklah Orang-Orang yang menukar Kehidupan Dunia dengan Kehidupan Akhirat berperang di jalan Allah". (Qs. [4]: 74).

وَإِنَّ الدَّارَ الْآَخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

"Dan Sesungguhnya Akhirat Itulah yang Sebenarnya Kehidupan, kalau mereka Mengetahui".(Qs.[29]: 64).

2).- Yaumul Qiyamah (Hari Qiyamat).
Yaitu hari dibangkitkannya ummat Manusia dari Kubur untuk menghadap Allah subhanahu wa ta'ala.

Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman:

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَا رَيْبَ فِيهِ

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya dia akan mengumpulkan kalian di Hari Kiamat, yang tidak ada Keraguan terjadinya". (Qs.[4]: 87).

Dalam Al-Qur'an, Penamaan Hari Akhir dengan Yaumul Qiyamah terdapat dalam 70 ayat.

3).- As-Saa'ah (Waktu Qiyamat).
Yaitu hari yang menunjukkan dekat dan pastinya waktu Qiyamat tiba.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَإِنَّ السَّاعَةَ لَآَتِيَةٌ

"Dan tidaklah kami ciptakan Langit dan Bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. dan Sesungguhnya saat (Kiamat) itu pasti akan datang". (Qs.[15]: 85).

4) .- Yaumul Ba'ats (Hari Berbangkit).
Yaitu Hari di Bangkitkan dan di Hidupkannya ummat Manusia setelah Mati.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالْإِيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ فَهَذَا يَوْمُ الْبَعْثِ

"Dan Berkata Orang-Orang yang diberi Ilmu Pengetahuan dan Keimanan (kepada Orang-Orang yang Kafir): "Sesungguhnya kalian Telah berdiam (dalam Kubur) menurut Ketetapan Allah, sampai Hari Berbangkit; Maka inilah Hari Berbangkit itu". (Qs.[30]: 56).


5) .- Yaumul Khuruuj (Hari Keluar Dari Kubur).
Yaitu Hari ditiupkan Sangkakala, maka ummat Manusia di Bangkitkan dan Keluar dari Kuburnya menuju Kehidupan selanjutnya.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

يَوْمَ يَسْمَعُونَ الصَّيْحَةَ بِالْحَقِّ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُرُوجِ

"(yaitu) pada Hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya Itulah Hari Keluar (dari Kubur)". (Qs.[50]: 42).

6).- Al-Qari'ah. (Hari Qiyamat).
Yaitu Hari penuh Kengerian dan hiruk pikuk yang Menggetarkan Hati setiap Manusia.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

الْقَارِعَةُ . مَا الْقَارِعَةُ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ

"Hari Qiyamat. Apakah Hari Qiyamat itu?. Tahukah kamu apakah Hari Qiyamat itu?". (Qs.[101]: 1-3).

7).- Yaumul Fashl (Hari Keputusan).
Yaitu Hari di putuskannya Hisab dan kebahagiaan Manusia secara Adil, tanpa ada yang di Zhalimi sedikitpun dan diselesaikannya berbagai pertikaian yang terjadi di Dunia.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ

"Inilah Hari Keputusan yang kalian selalu Mendustakannya". (Qs.[37]: 21).

.- Yaumud Diin (Hari Pembalasan)
Yaitu Hari di tunaikan dan di balasmya semua Makhluk sesuai dengan Amal Perbuatannya masing-masing.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَقَالُوا يَا وَيْلَنَا هَذَا يَوْمُ الدِّينِ

Dan mereka berkata:"Aduhai Celakalah kita!" inilah Hari Pembalasan. (Qs.[37]: 20).

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

"Yang menguasai di Hari Pembalasan". (Qs. Al Faatihah [1]: 4).

9).- Ash-Shaakhah (Suara Yang Memekakkan).
Yaitu Hari yang penuh dengan suara yang memekakkan Telinga yang dapat membuat Tuli seseorang yakni ditiupnya Sangkakala pada Tiupan yang pertama.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

فَإِذَا جَاءَتِ الصَّاخَّةُ

"Dan apabila datang Suara yang memekakkan (tiupan Sangkakala yang pertama)". (Qs.[80]: 33).

10).- Ath-Thammatul Khubra (Malapetaka Yang Besar).
Yaitu Hari yang penuh dengan Kengerian dan Malapetaka yang sangat Dahsyat ketika Sangkakala ditiupkan kedua kalinya.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

فَإِذَا جَاءَتِ الطَّامَّةُ الْكُبْرَى

"Maka apabila Malapetaka yang sangat besar (hari Kiamat) Telah datang". (Qs.[79]: 34).

11). Yaumul Hasrah (Hari Penyesalan).
Yaitu hari penyesalan orang-orang kafir ketika menyaksiakan adzab yang pedih dan bertumpuk serta penyesalan orang-orang mukmin karena kurangnya amal kebaikan merreka selama hidup di dunia.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

"Dan berilah mereka peringatan tentang Hari Penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara Telah diputus. dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) Beriman". (Qs.19]: 39).

حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا

"Sehingga apabila Qiyamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya Penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang Kiamat itu!". (Qs.[6]: 31).

12).- Al-Ghasyiyah (Hari Pembalasan).
Yaitu Hari yang penuh Malapetaka yang membuat semua Tsaqolain (Manusia dan Jin) Pingsan dan Kelenger.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ

"Sudah datangkah kepadamu berita (Tentang) Hari Pembalasan?". (Qs.[88]: 1).

يَوْمَ يَغْشَاهُمُ الْعَذَابُ مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ وَيَقُولُ ذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

"Pada Hari mereka ditutup oleh Adzab dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka dan Allah Berkata (kepada mereka): "Rasailah (Pembalasan dari) apa yang Telah kalian kerjakan". (Qs.[29]: 55).

13).- Yaumul Khuluud (Hari Kekekalan).
Yaitu Hari bagi Kehidupan yang kekal Abadi, Orang Mukmin kekal di Surga dan Orang Kafir kekal di Neraka.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ

"Masukilah Surga itu dengan Aman, Itulah Hari Kekekalan". (Qs.[50]: 34).

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

"Adapun Orang-Orang yang Kafir dan mendustakan Ayat-Ayat kami, mereka itu Penghuni Neraka; mereka Kekal di dalamnya". (Qs.[2]: 39).

14).- Yaumul Hisaab (Hari Perhitungan).
Yaitu Hari ketika Allah subhanahu wa ta'ala menghisab Amalan-Amalan Manusia ketika mereka Hidup di Dunia.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ

"Sesungguhnya Orang-Orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat Adzab yang berat, Karena mereka melupakan Hari Perhitungan". (Qs.[38]: 26).

15).- Al-Waaqi'ah (Hari Qiyamat/ Kejadian Yang Benar).

Yaitu Hari Qiyamat yang Pasti dan benar-benar akan terjadi.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

إِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ

"Apabila terjadi Hari Qiyamat". (Qs.[56]: 1).

16).- Yaumul Wa'iid (Hari Terlaksananya Ancaman).
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ ذَلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ

"Dan ditiuplah Sangkakala. Itulah Hari terlaksananya Ancaman". (Qs.[50]: 20).

17).- Yaumul Azifah (Hari Qiyamat).
Allah subhanahu wa ta'ala berfrirman:

أَزِفَتِ الْآَزِفَةُ

" Telah dekat terjadinya Hari Qiyamat". (Qs.[53]: 57).

وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْآَزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِيْنَ

"Berilah mereka Peringatan dengan hari yang dekat (Hari Qiyamat yaitu) ketika Hati (menyesak) sampai di Kerongkongan dengan menahan Kesedihan". (Qs.[40]: 18).

18).- Yaumul Jamii' (Hari Berkumpul).
Pada Hari itu Allah subhanahu wa ta'ala menghisab dan mengumpulkan ummat Manusia menjadi satu untuk menerima balsan Amalannya.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ

"Demikianlah kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi Peringatan kepada Ummul Qura (Penduduk Mekah) dan Penduduk (Negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi Peringatan (pula) tentang Hari Berkumpul (Qiyamat) yang tidak ada keraguan padanya". (Qs.[42]: 7).

19).- Al-Haaqqah (Hari Yang Pasti Terjadi).
Yaitu Hari yang pasti terjadi, baik tentang Janji maupun Ancamannya.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

الْحَاقَّةُ . مَا الْحَاقَّةُ

"Hari Qiyamat. Apakah Hari Qiyamat itu?". (Qs.[69]: 1-2).

20).- Yaumut Talaaq (Hari Pertemuan).
Yaitu hari bertemunya Adam alaihi salaam dan anak cucunya serta hamba dengan hamba yang lainnya.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ ذُو الْعَرْشِ يُلْقِي الرُّوحَ مِنْ أَمْرِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ لِيُنْذِرَ يَوْمَ التَّلَاقِ

"(Dialah) yang Maha Tinggi derajat-Nya, yang mempunyai 'Arsy, yang mengutus Jibril dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, supaya dia memperingatkan (manusia) tentang Hari Pertemuan (Hari Qiyamat)". (QS. Al Mu'min [40]: 15).

21).- Yaumut Tanaad (Hari Panggil-Memanggil).
Yaitu Hari yang penuh dengan Suara Panggilan, Ahli Surga memanggil Ahli Neraka dan begitu pula sebaliknya.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَيَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ يَوْمَ التَّنَادِ

"Hai Kaumku, Sesungguhnya Aku khawatir terhadapmu akan Siksaan hari panggil-memanggil". (Qs.[50]: 32).

Hari Qiyamat itu dinamakan Hari Panggil Memanggil Karena Orang yang Berkumpul di Padang Mahsyar sebagian memanggil sebagian yang lain untuk meminta tolong.

22).- Yaumut Thaghaabun (Hari Ditampakkannya Kesalahan-Kesalahan).

Yaitu Hari ketika Penduduk Surga menampakkan Kesalahan-Kesalahan Penduduk Neraka disaat memasuki Kediamannya.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

يَوْمَ يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ ذَلِكَ يَوْمُ التَّغَابُنِ

"(Ingatlah) Hari (dimana) Allah mengumpulkan kalian pada Hari Pengumpulan, Itulah hari dinampakkan Kesalahan-Kesalahan". (Qs.[64]: 9).

23).- Daarul Qaraar (Negeri Yang Kekal).
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآَخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ

"Hai Kaumku, Sesungguhnya Kehidupan Dunia Ini hanyalah Kesenangan (sementara) dan Sesungguhnya Akhirat Itulah Negeri yang Kekal". (Qs.[40]: 39).

24).- Yaumul Hasyr (Hari Berkumpul).
Yaitu Hari di kumpulkannya semua Makhluk untuk dihisab.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَأَنْ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ

"Dan (Ingatlah) akan Hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di Dunia) Hanya sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan". (Qs. [10]: 45).

25).- Daarul Khuldi (Tempat Tinggal Yang Kekal).
Yaitu Negeri yang Kekal Abadi.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

ذَلِكَ جَزَاءُ أَعْدَاءِ اللَّهِ النَّارُ لَهُمْ فِيهَا دَارُ الْخُلْدِ جَزَاءً بِمَا كَانُوا بِآَيَاتِنَا يَجْحَدُونَ

"Demikianlah balasan terhadap Musuh-Musuh Allah, (yaitu) Neraka; mereka mendapat tempat tinggal yang Kekal di dalamnya sebagai balasan atas keingkaran mereka terhadap Ayat-Ayat kami". (Qs.[41]: 28).

Itulah diantara Nama-Nama “HARI AKHIR” yang Termasyhur, yang menunjukkan begitu pentingnya IMAN kepadanya dan amat Dahsyat Kengeriannya. Mudah-mudahan Allah menyelamatkan kita semua ketika datangnya waktu itu.

Rabbanaa aatinaa fid dun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaaban naar. Ya Allah…. Ya Tuhan kami, berilah kami Kebaikan di Dunia dan Kebaikan (pula) di Akhirat, dan Peliharalah kami dari Adzab Neraka, Amiin yaa Rabbal Aalamiin.